Saturday, December 23, 2023

Warna Warni Hidup

Di umur yang udah banyak ini, kalau diflash back ke belakang, Masyaallah warna warni banget hidup akuh...

Pernah ngerasain jadi anak manja, dipuji2 cantik, dan selalu peringkat 1 di SD, pernah jadi penyanyi cilik profesional, pernah dibully hampir setiap hari, sampe rambut ubanan padahal masih remaja, saking tertekannya. 

Pernah juga nembak cowo tapi ditolak...

Pernah kuliah di luar jawa tapi cuma 5 bulan karena nggak tahan dengan kekeringan (susah mandi & buang air) 

Btw, kalian tau nggak, kalau kita nggak pupup seminggu itu ternyata bisa bikin pingsan loh...wkwkwkk 🤦‍♀️

Masa-masa kuliah, bukannya belajar tekun, malah galau karena merasa nggak diperhatikan orang tua. Untung aja temen-temen anak baek semua jadi nggak terjerumus yang bukan-bukan.

Lalu maksa nikah, alhamdulillah bahagia. Suami baik, anak lucu-lucu, tapi kemudian diuji dengan kemiskinan. Suami goyah, rumah tangga goyah.

Pernah cuma pegang uang 2000 perak sementara anak belom makan apa2, pernah juga suatu malam anak minta susu, cuma ada susu dancow sachetan, itu juga tinggal setengah. Aku kasih ke anakku, tapi malah aku yg nangis sesenggukan liat dia minum susu encer itu lalu tidur lagi...

Pindah-pindah kontrakan sampai balik maning ke orang tua. Ya Allah betapa hati orang tua kita seluas samudera...sudah disakiti, tapi tetap aja mau disusahin lagi.

Lalu datanglah masa menikmati hidup, kaya yang nggak punya anak, kerjaannya main melulu. Ya nongkrong di cafe, belanja, ngukur emol...alasannya ke ortu, ngilangin stress, kok ya enggak mikir padahal ortu juga stress anak perempuannya pulang malem melulu, sementara cucu-cucunya juga suka pada nangis diam-diam nungguin mamanya yang selalu pulang malem.

Ya Allah...dosa akutu...dosa sama orang tua dan anak2ku...😭😭😭

Padahal saat itu mamahku sudah sakit, dan meski aku tetap urus keperluannya, tetap berusaha menomorsatukannya tapi tetap saja aku belum benar2 berbakti kepadanya. 

Masih suka kesal kalau mamah marah2, padahal beliau begitu karena keadaannya...ya Allah...jahatnya aku.

Ternyata aku tak pernah menomorsatukannya...karena yang aku utamakan tetaplah diriku sendiri. Sibuk menyenangkan diri sendiri, padahal tidak mungkin kita bisa mendapatkan kesenangan kalau kita tidak menyenangkan orang2 yang menyayangi kita.

Sampai suatu saat, kupeluk mamah yang menatapku lekat, beliau tidak ingin aku bekerja jauh2 lagi. Qadarullah nggak lama aku dapat kerja di dekat rumah. 

Dari situ aku lihat perubahan pada mamah. Beliau terlihat selalu tertawa, tidak rewel lagi, bercanda terus sama anak2ku. Ternyata akulah yang selama ini mencuri tawanya...dengan membuatnya cemas akan keselamatanku setiap pergi bekerja.

Aku pun berubah. Jadi senang di rumah. Namun tak lama mamah dipanggil yang Maha Kuasa.

...

Namun Allah Maha Baik. Nggak lama Ia pertemukan aku denga lelaki yang baik. Maka aku mendapat suami, sepaket dengan keluarga besarnya, terutama mamahnya yang juga baik, yang selalu mengingatkan aku pada mamahku sendiri. Sama2 berhati lurus, jago masak, nggak suka bicara yang nggak penting, disiplin, rajin, dan yang paling penting selalu mengutamakan keluarga.

Saat ini aku hanya bisa bersyukur, entah kebaikan apa yang pernah kulakukan di masa lalu yang membuatku menerima anugerah ini.

Meski kadang masih kutuai beberapa akibat dari kelalaian di masa lalu, tapi semua itu sepadan.

Allah Maha Baik. 

Semoga kita semua selalu diberikan nikmat iman dan islam. Aamiin.

No comments: