Sunday, December 16, 2007

INTO THE WILD

Rating:★★★
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:Jon Krakauer
Sejatinya, menurut saya, setiap petualangan adalah pencarian. Dan temuan atas pencarian itu selalu menjadi hal yang tak terlupakan.

Namun akan halnya Chriss Mc. Candless, penemuannya tak kan pernah dapat diingatnya sendiri, karena ia telah melebur bersamanya.
Menyisakan sesak bagi kita, orang-orang yang membaca kisahnya.

Disuguhkan dalam gaya reportase, tak membuat buku ini menjadi membosankan. Ada memang bagian-bagian yang menggoda untuk di-skip, tapi saya berusaha (keras) untuk tetap membacanya, karena takut kehilangan maksud dari Mr. Krakauer.

Sebagai pembelaan terhadap pandangan beberapa orang yang menyebut aksi Mc Candless dan orang-orang semacamnya gila dan nekad (beberapa menganggap bodoh), maka penulis mengisahkan pula beberapa petualang yang sama-bahkan lebih nekad daripada Chriss Mc Candless. Kisah-kisah yang memberikan pesan kepada kita, bahwa pada akhirnya, dibutuhkan lebih dari sekedar tekad membaja dan keberuntungan saja dalam menghadapi alam liar. Persiapan dan kewaspadaan yang lebih baik, mungkin dapat menyelamatkan kita dari ganasnya alam liar.

Saya pribadi lebih suka filmnya daripada bukunya...mungkin karena alasan-alasan dibawah ini:
• disutradarai oleh Sean Penn
• illustrasi musik oleh Eddie Vedder
• pemeran Mc Candless-nya perpaduan antara leonardo di caprio & joaquin phoenix (alias good looking & good actor)
• lebih dramatis
• nontonnya bareng temen-temen ..(ini yg paling utama..;-))

udah ah...

Sunday, December 9, 2007

Qadr


bagai layar waktu yang telah diputar
yang lalu tak bisa diulang lagi
awan mendung yang tertiup angin
menyisakan lagit cerah penuh warna
di atas sana

"hujan yang turun telah bersihkan kelam yang tertata sekian lama"

hanya ada satu ucap,

semuanya telah berjalan dengan semestinya

Monday, December 3, 2007

PJ GO GREEN!!!


Saya kira, kita sekali lagi patut mengangkat gelas untuk band kesayangan kita: Pearl Jam. Mencintai karyanya, mengagumi personilnya, terlebih lagi menghormati movement mereka. Langkah terpenting band ini adalah soal kepeduliannya pada lingkungan hidup.

Kita semua tahu, isu pemanasan global tengah menghangat dimana-mana. Desember ini, di Bali, konfrensi internasional untuk Climate Change tengah digelar. Amerika, penghasil gas emisi terbesar di dunia, tetap menolak menandatangani Protokol Kyoto. Pearl Jam ada di barisan artis/band yang mendukung kampanye hijau. Tanpa kita sadari, band ini, sudah satu dekade terakhir menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan hidup.

Pearl Jam menyadari isu lingkungan penting terkait dengan aktifitas mereka yang sarat karbon. “Saat kita tur, kita memakai pesawat, bus, banyak van dan mobil. Kita memakai banyak listrik di hotel, di panggung. Ada banyak kendaraan yang datang dan pergi ke tempat pertunjukan. Venue menggunakan banyak daya, dan hampir seluruhnya itu menghasilkan karbon,” gitaris Pearl Jam, Stone Gossard memberi alasan.

Saking pentingnya, Stone pernah rela melewatkan tugasnya sebagai band pembuka untuk The Who pada 23 September 2002 di House of Blues di Chicago karena memiliki komitmen dengan Conservation International Partnership. Tahun 2003, Pearl Jam melakukan eco-audit atas kegiatan bisnis band itu.

Setelah audit itu, Pearl Jam menjalankan konsep carbon neutral untuk semua konser mereka. Setahun kemudian band ini ikut mendanai sejumlah usaha untuk mendapatkan sumber energi alternatif. Salah satu hasilnya ialah pembangunan sumber energi surya di Madison, Wisconsin.

Pada 2005, Pearl Jam mengganti semua armada busnya dan menggunakan kendaraan berbahan bakar biodiesel. Mereka juga membayar sejumlah dana atas sekitar 5700 ton CO2 yang dihasilkan rombongan ini selama tur. Pearl Jam juga menyumbangkan pendapatan mereka sekitar 50.000 dolar untuk pemeliharaan hutan Madagaskar seluas 800 hektar.

Pearl Jam juga telah menginvestasikan lebih dari US$ 120.000 ke sembilan organisasi yang mempelajari perubahan cuaca dan mencari sumber energi baru. Tiga diantaranya American Solar Energy Society, Bonneville Enviromental Foundation, dan Cascade Land Conservacy. “Kami bekerja sama dengan grup-grup ini, untuk mengurangi emisi karbon yang kami hasilkan. Kami berharap Pearl Jam bisa mengurangi kadar emisinya selama perjalanan tur dan bisnis hingga 0 %,” begitu rilis website Pearl Jam.

Band ini juga menduduki peringkat pertama 15 Green Musician and Band versi situs peduli lingkungan Grist (www.grist.org) bersama Green Day, Tom Yhorke, dan The Roots. Menariknya, mereka enggan mempolitisir gerakan ini. “Saya lebih nyaman memikirkan hal ini dalam pola pikir band kami dan apa yang kita lakukan untuk itu,” kata Stone.

Kini, bersandar pada apa yang dilakukan oleh Pearl Jam, apa yang sudah kita lakukan untuk menyelamatkan lingkungan?
Let’s start from your own room!


BY WISNU WAGE