Saturday, February 9, 2019

Meracau Urusan Nikah


Apa sih yang dilihat perempuan dari lelaki? Kalau ditanya suka lelaki yang seperti apa, pasti jawabannya sama semua. Suka yang soleh, ganteng, kaya raya. Tapi kalau ditanya mau suami yang seperti apa, pasti jawabannya juga hampir sama: soleh, ganteng, kaya raya.
*lah sama kabeh...wkwkwk...

..meskipun kemudian faktanya ijab kabul sama lelaki bertampang pas-pasan, rekening juga pas-pasan, ternyata semua perempuan itu maunya cuma satu: suami siaga. Artinya kalau lagi butuh diantar,lelaki siap jadi supir. Butuh makan, siap beliin. Butuh belanja, siap belanjain. 
*ini mah ga usah nikah deng, siapin aja saldo ojol yang banyak...😅

Tapi serius. Kalau semua perempuan menginginkan suami yang soleh, ganteng dan kaya raya, kasian dong lelaki yang sebaliknya. Kenyataannya banyak juga kok lelaki yang jauh dari kriteria tersebut punya istri dan anak-anak yang lucu. Yang herannya, banyak lelaki yang dulunya abangan (sekedar beragama, tidak paham ilmu agama), culun dan bokek, setelah menifkah alhamdulillah jadi alim, berwibawa dan bisa nyicil rumah. Minimal agak enakan lah dipandangnya. Kalau kata orang, rezekinya datang setelah menikah. Saya rasa ada keterlibatan isteri di situ. Paling tidak isterinya turut andil dalam metamorfosis keculunannya suaminya itu, atau si suami jadi berlipat-lipat kepedeannya setelah berhasil menikahi perempuan idamannya, berimbas pada kemajuan karir dan sebagainya.

Tapi tapi tapi..., teori ini ngga berlaku sama perkawinannya Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie yaaa...cateett

Bagaimana dengan lelaki? Saya rasa kalau ditanya, mereka semua pasti sukanya sama perempuan yang kulitnya putih, langsing, rambut panjang lurus, melayang... *eh itu mah kuntilanak...wkwkkk
Enggak deng. Mana lah saya tau seleranya lelaki seperti apa. Saya kan perempuan.

Nah balik lagi ke metamorfosis lelaki. Setelah jadi keliatan ganteng (keliatan loh yaaa...bukan beneran ganteng) dan mampu nyicil mobil, biasanya di situ laki-laki mulai diuji keimanannya.
Karena perempuan sukanya sama lelaki yang (keliatan) ganteng dan (keliatan) kaya raya, si mantan culun ini mulai jadi target operasi para jomblowati. Tapi ingat ya buibu...yang paling bersalah dalam perselingkuhan adalah orang yang sudah menyatakan janji pernikahan yaa...bukan cuma perempuannya. Jadi jangan terlalu galak sama sesama perempuan ya...kita harus fair juga. 

Jadi gimana ladies? 
Bisa kan diturunin standar penerimaan pasangannya? 
Saya contohin ya:


1. Harus ganteng.  ---> yang penting rapi dan bersih (nggak bau badan) & nggak merokok

2. Harus mapan ---> yang penting rajin, punya pekerjaan & tetap berpenghasilan (bukan berpenghasilan tetap)

3. Harus sama hobinya ---> nggak kok, nggak harus sama. Yang penting saling menghargai kesukaan masing-masing aja.

4. Harus besar maharnya ---> yang penting dia mau berusaha memberikan mahar terbaiknya, meskipun hanya emas 5 kilogram saja.  #eh 

Sementara itu, ada kriteria utama yang memang harus dimiliki calon pasangan:

1. Harus seiman ---> supaya ke depannya ga ada friksi & problem dlm kegiatan ibadah, juga dalam membesarkan anak.

2. Harus rajin salat ---> perhatian!  kalau kamu muslim, ciri paling basic adalah salat 5 waktu ya...itu bukan alim, tapi emang standarnya muslim ya begitu. Jadi ini kriteria utama juga.

3. Harus mau diajak belajar agama terus menerus ---> karena iman itu naik turun  jadi harus terus dirawat, diperdalam & ditingkatkan.

4. Harus sayang sama orang tuanya & hormat sama orang tuamu ---> menandakan baiknya budi pekerti dan akhlaknya.

5. Harus paham hak & kewajiban suami & istri dalam perkawinan. Termasuk harus terlibat dalam urusan anak dan pekerjaan rumah tangga.

6. Harus nyambung dalam pembicaraan ---> kalau nggak, ya gimana ya...di perjalanan hubungan nanti pasti jadi masalah. 

Mungkin itu dulu sih yang minimal harus dimiliki para calon pasangan sebelum mengikat diri dalam perkawinan. Namanya juga ikatan ya, artinya nggak bisa sebebas sebelum menikah. Pasti harus ada yang disesuaikan dan dikompromikan. Jangan lupa, tujuan menikah adalah mendapatkan ketentraman, sesuai ayat berikut: 
 

وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا


Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.” (QS. Ar-Ruum: 21).



Setelah kita saling nyaman dan tentram/tenang, maka Allah berikan lagi janjiNya:

وَأَنكِحُوا اْلأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ


Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nuur: 32).



Kalau lihat dari ayat ini sih, yang disuruh nikah itu yang sendirian ya, jadi kalau sudah punya istri nggak boleh nikah lagi dong yaa...hahaha  *canda loh 

Dalam ayat ini Allah menjamin rezeki hambaNya yang menikah, dengan catatan: sudah layak menikah. Apa sih kriteria layak? 
Karena gugling2 nggak dapat jawabannya, kalau menurut saya kata "layak" bisa diartikan : 

- mukallaf (dewasa: laki2 baligh, perempuan sudah menstruasi. Calon mempelai paling tidak sudah berusia 19 tahun (UU Perkawinan dan Kemen PPPA UU Perlindungan Anak)

- siap menikah baik secara mental spiritual & finansial

- tidak terikat dengan perkawinan lain (khusus perempuan) 

- sudah mendapat izin tertulis dari istri sebelumnya jika akan menikah lagi

ditambah kriteria-kriteria yang sudah saya tulis di atas.

Gitu deh ya kira-kira. 
Lebih dan kurangnya mohon dimaklumi dan dimaafken...🙏🙏🙏