Thursday, September 20, 2007

Angels




titipan Tuhan yang luar biasa, Thx God for believing me taking care of these angels

Tuesday, September 18, 2007

PAN'S LABYRINTH

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Science Fiction & Fantasy
PAN'S LABYRINTH (EL LABERINTO DEL FAUNO), by writer and director Guillermo del Toro (HELLBOY), is filled with images as imaginative and fascinating as they are sometimes frightening and gross. They are quite magical as well, and some aspects of the story make it seem somewhat like a bleak and hopeless WIZARD OF OZ.

This R-rated fairy tale for adults features magical roots, monster-sized belching toads, and a creepy creature who looks like a ghostly old man with sagging skin and with removal eyeballs in the palms of his hands. Actually the first creature we encounter is both the simplest and the best. A cross between a large praying mantis and a locust, it flies into the long, black car carrying Ofelia (Ivana Baquero), a young teen -- think Dorothy from the WIZARD OF OZ -- and her sick and pregnant mother Carmen (Ariadna Gil). Later this bug will transform into a six-inch high man with insect wings.

Set in Spain in 1944, part of the story concerns Ofelia's sadistic father Capitán Vidal (Sergi López), who executes people for no reason other than he can, and part of the tale is about the fairy tale world which comes to life when she touches the pages of a completely blank book. Often, of course, the real and imaginary worlds blend, leaving the viewers purposely confused as to what is real and what isn't. We come to believe that it is all one big fairy tale set against an historic backdrop.

The sets, the sights and the sounds are original and imaginative, but please forgive me for saying that, although the emperor does have clothes, they don't stay on for long. Sure, if I had seen only thirty minutes of PAN'S LABYRINTH, I might be singing its praises like almost all of the other critics. But the dirty little secret from my viewpoint is that a little of PAN'S LABYRINTH goes a long, long way. I loved THE LORD OF THE RINGS for the visuals, but the characters and story were just as involving and actually more so. In contrast, PAN'S LABYRINTH doesn't offer anything other than images. By the one hour mark I had had way more of them than I wanted. The rest of the time for me was just a tedious slog to the ending credits.

"You're getting older," Ofelia's mother tells her sternly at one point. "You'll soon learn that life isn't like a fairy tale. The world is a cruel place." Cruel and long too, when waiting for a movie which has overstayed its welcome to finally come to an end.

PAN'S LABYRINTH runs a long 1:51. The film is in Spanish with English subtitles. It is rated R for "graphic violence and some language" and would be acceptable for most teenagers

Detik-detik Rasulullah saw menjelang sakaratul maut

Detik-detik Rasulullah saw menjelang sakaratul maut,
ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan
Allah lewat kehidupan Rasul-Nya.

Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung
gurun enggan mengepakkan sayap.

Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah,
"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan
cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya.  
Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an.
Barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku
dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama
masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah
yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar
menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik
turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas
panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan
meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.

Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap
menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.
Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan
detik-detik berlalu, kalau bisa.

Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup.
Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah
dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma
yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru
mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.

Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang
membalikkan badan dan menutup pintu.  Kemudian ia kembali
menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah,
"Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya,"
tutur Fatimah lembut.  Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan.  Satu-satu bagian wajahnya seolah
hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara,
dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.  Dialah malaikatul maut,"
kata Rasulullah,

Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang
menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut
menyertai. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah
bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan
penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah? " tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh
kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar kabar ini? " tanya Jibril lagi.
"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah
bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.  

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Lirih Rasulullah mengaduh.  
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam
dan Jibril membuang muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena  sakit
yang tak tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku".
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera
mendekatkan telinganya.

"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat
dan santuni orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling
berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali
mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatiii" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu.

Kini, mampukah kita mencinta sepertinya? Allahumma sholli 'ala
Muhammad wa baarik wasalim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah
kepada kita.

Pearl Jam Ten Club: pearljam.com tenclub.net

http://www.tenclub.com

Thursday, September 6, 2007

PseudoCasanova.wmv




memang di mana-mana ada aja cowo macem gini..:P

Wednesday, September 5, 2007

Songs of PJ

listening to Pearl Jam music, makes me wanna write what kind of feeling I got when listening to their songs:

Rearview Mirror: good music to speed...feels like driving in fast and furious..heheh...

Black: a music for the broken hearts...huhuhu.."..I know someday you'll have a beautiful life, I know you'll be a star...in somebody else's sky...why...why...can't it be...can't it be mine..." hhooooaaaaaa....:((:((

Why Go: for those who full of rebellious mind..hatred..abandoned..atau masih asik maen & ga mau pulang...hehehe..."..why go home...why go home.."

Big Wave: perfect for storming in the sea..(aka surfing...kaya pernah aja..;P)                   "..got me a big wave..ride me a big wave..got me a big wave.."

Somebody got a loser in life? try Nothingman, Soon Forget

Given to Fly: aduh ni lagu enak banget untuk naikin adrenalin perlahan-lahan dan ...fly...

For those who have such personality: Corduroy, I Am Mine

Betterman: special song for those who want to release their partner, but fail because there's just no choice or they're too afraid to start something new...huhuuhu...kasian yaa..."..she lies and says she's in love with him, can't find a betterman...she dreams in color she dreams in red, can't find a betterman...can't find a betterman..." ini jg merupakan true story song yg diciptakan eddie vedder utk bundanya yang memiliki suami, tapi malah membuat hidupnya miserable..

Lagu-lagu sakit hati versi mellow : Release, Low Light, Dead Man  ( so emotional when hearing these songs..really)

Lagu sakit hati versi angry: Go, Animal, Comatose, Jeremy

Lagu enak banget: Do the Evolution, Yellow Led Better

Lagu cover favorit gw: Keep on rocking in the free world, 25 minutes, Crazy Mary, Bleed for me  

 

 

 

 

 

Tuesday, September 4, 2007

poems...

Pantai Pasir Panjang

Di suatu pantai di tepi ombak, hembus angin meniup rambutku lembut.

Aku tatap horison nun jauh di sana, berharap temukan matahari yang hendak terbenam, seolah ke dasar samudera, menembus garis panjang horison yang mulai terselubung kabut.

Bahkan dalam cuaca mendung, segalanya begitu indah.

Kutatap ombak kecil yang menjilat-jilat kakiku, meninggalkan lubang-lubang di atas pasir putih sehalus tepung. Kuhirup nafas panjang sambil menikmati lambaian nyiur hijau disepanjang pantai pasir putih.

Air laut yang bening, pantai yang indah...

Maka nikmat Tuhan manakah yang aku dustakan?


The Journey

Di dalam bayang remang, kurengkuh sedikit cahaya tuk menemani.
Suatu saat pernah kupilih jalan berbatu dan kutemui bulanku di sana.
Lalu ia meninggalkanku.
Dan jalan berbatu semakin mendaki
Pernah kuminta sayap untuk mudahkan jalanku, tapi sayap itu sejenak terlepas.
Lalu kurasakan diri ini terbang, meski tanpa sayap, karena ada sepasang tangan membantuku.
Meski tak dapat kulihat pemiliknya, seakan ia menghisap separuh bebanku.
Lalu kulintasi bumi di bawahku,
sungai dan jeram
bukit dan lembah,
menembus kabut, tanpa arah yang pasti.
Ada matahari yang mengintai, seolah takut sinarnya membakarku.
Menuju bumi terindah, desahku berharap angin membawaku ke sana.
Dan meski tak pernah tau tempatku mendarat nanti,
perjalanan ini terasa membebaskanku.


Stars Up there


Lihatlah bintang-bintang di langit malam kita, anakku. Mereka telah ada sebelum sejarah temukan pena untuk tuliskan peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawahnya. Meski demikian lama, demikian tua keberadaan mereka yang seolah tergantung di angkasa maha luas yang tak pula kunjung jemu menjadi mahligainya, jutaan mereka kan tetap ada, bahkan sampai sejarah tiada lagi, untuk suatu ketaatan tiada tara, pada titahNya semata-mata.