Wednesday, June 4, 2008

Ibuku Anak Emas Negara

Baru saja hari Jumat lalu ibuku keluar dari RSPJ, hari Senin kemarin beliau diinstruksikan untuk dirawat kembali.

Seperti biasa, hari Senin ibu harus menjalani Hd (hemodialisa=cuci darah) rutinnya. Semula Hd ini dijalani 2 kali seminggu, namun sejak hari Jumat lalu, beliau harus menjalaninya 3 kali seminggu, yaitu Senin, Rabu dan Jumat.

Luar biasa.

Segala hal yang ditakutkan oleh ibuku akhirnya terjadi juga. Entah kenapa, hampir semua yang dicemaskannya selama membaktikan diri sebagai ibu dan istri yang baik menjadi kenyataan. Dan puncaknya adalah cuci darah. Satu hal yang paling ibu takutkan, yang menyebabkan semakin parahnya penyakit beliau. Betapa tidak, karena ketakutannya ini, beliau menjauhi RS dan pengobatan medisnya dengan mencari berbagai pengobatan alternative untuk menyembuhkan penyakit gulanya. Hasilnya? Seperti kita ketahui bersama.

Akhir-akhir ini bahkan ibuku begitu rutin menginap di RSPJ. Baru keluar 3 hari, misalnya, begitu selesai Hd rutinnya, beberapa kali tidak diperbolehkan pulang oleh dokter. Alasannya macam-macam, tensi yang tidak stabil, alat bantu teknis yang tidak bekerja dengan baik, dsb. Seolah tidak memusingkan biaya perawatan yang harus ditanggung negara, dokter tanpa ragu menyuruh ibu untuk tinggal di RS, paling tidak selama 5 hari (bayangkan jika kami harus mengeluarkan biaya, sudah pasti banyak barang-barang di rumah yang tergadai)

Disadari atau tidak, sejak ibu rutin menyambangi RSPJ setahun belakangan ini, aku  jadi merasa lebih nasionalis. Lebih cinta negara ini. Salah satu alasan mungkin karena negara telah membiayai pengobatan ibuku dengan pelayanan yang sangat prima. Tak ada alasan aku mengeluh pada negara ini. Selain karena aku dihidupkan di sini, juga karena mungkin, negara telah mengangkat ibuku menjadi salah seorang anak emasnya.

Hmm…hmmm…I just love this country, even more.