Apa saja yang terjadi pada tahun 1994? Wow...exactly 30 years a go. Saat itu aku berada di tahun terakhir SMA, usia menjelang 18 tahun. Aku punya gank yang terdiri dari 5 cewek (termasuk aku) dan banyak cowok (jumlah cowoknya nggak jelas, personil tetap mungkin hanya 5 orang saja). Tapi yang jelas kehidupanku berputar bersama keempat temanku ini. Kami semua anak IPS, meski kami nggak bodoh dan nilai-nilai kami bagus, tapi kami juga bukan termasuk bintang kelas. Kebetulan SMA kami adalah yang terbaik di wilayah kota kami, kalau dulu istilahnya SMA favorit. Masuknya disaring dari nilai ebtanas murni (NEM) SMP. Jadi konon yang masuk SMA itu anaknya pintar-pintar. Tapi zaman itu sepertinya anak-anak belajarnya tetap santai, tidak terlalu kompetitif, dan masih banyak mainnya daripada belajarnya. Meski demikian kami ikut les matematika di salah satu guru matematika IPS, Ibu Penny (Rahimahallah), yang rumahnya di daerah Sukapura. Rumah kami sendiri ada yang di Koja, ada yang ...
Saya tergelitik untuk menulis tentang ini, gara-gara topik Si Paling Komen di acara Kis in The Morning Jumat lalu. Jadi host acara tersebut, abah Udjo & uni Ivy Batuta ambil topik ini karena ramai di sebuah platform sosmed, ada seseorang yang bertanya tentang penyesalan terbesar dalam hidup. Kebanyakan menjawab: penyesalan terbesarnya adalah menikah. Kalau cuma satu atau dua orang aja yang menjawab demikian mungkin nggak masalah ya. Tapi ini banyak...sampai-sampai kedua host Kis tersebut penasaran dan melemparkan topik is Marriage Scary? ..dan tahu nggak jawaban pendengar Kis (yang kebanyakan ibu-ibu)? Yep, they mostly answered yes. Banyaknya jawaban yes ini membuat kedua host jadi agak khawatir nantinya orang-orang malah beneran takut menikah, dan akhirnya mengubah topik menjadi: Apa kesulitan terbesar dalam perkawinanmu (yang sudah kamu lewati)? Wah. Saya sendiri paham, mengapa perkawinan yang bermasalah atau gagal itu menyakitkan, bahkan traumatis. Tapi kalau mendengar ...
Kali ini aku mau cerita pengalaman wawancara kerja, tapi karena lumayan banyak ya pengalamannya, jadi aku tulis beberapa yang berkesan saja. Yang pertama adalah saat aku masih kuliah, kakakku cerita ada info lowongan kerja sebagai SPG di kantornya. Saat itu aku masih kuliah ya, di FH. Tapi tertarik banget sama yg namanya nyari duit meski cuma sebagai SPG. Produknya sendiri adalah energy drink. Cara kerjanya itu SPG didrop ke perkantoran2, lalu nawar2in ke bapak2 pekerja kantoran untuk beli produk kita. Kata kakakku lumayan gajinya, apalagi komisinya kalau kita bisa jual banyak. Mahasiswi juga banyak yang kerja di situ, jadi tentu saja aku tertarik. Esoknya, berbekal surat lamaran dan CV, aku pergi ke kantor kakakku di kawasan industri Pulogadung. Karena jaraknya yg jauh dari jalan raya, maka turun dari bus aku naik ojek. Agak kesal karena nambah ongkos, tapi enggak mungkin juga aku jalan kaki dari depan, bisa basah keringat dan lepek aja penampilanku. Sampai di kantornya, sudah ada bel...
Comments