Posts

Showing posts from 2024

Surat untuk mama

Sebuah surat yang saya temukan di buku agenda mama rahimahallah.  Buku itu berisi catatan belanja, pemasukan dan kadang-kadang ungkapan isi hatinya, di periode akhir tahun 80an sampai akhir 90an.  Ada keluhan tentang kami, orang-orang yang dikasihinya, lelehan air matanya, namun juga beribu doa bagi kami semua dan kebahagiaan keluarga. Saya lupa kapan menulis surat atau sajak ini, tapi sepertinya saat buku agenda ini tak lagi ditulisi mama, atau saat saya masih kuliah di semester awal. Saya tidak tahu apakah mama sempat membacanya atau tidak. Saya tidak tahu apakah beliau mengerti bahwa saya begitu menyayanginya meskipun saya terlalu sering mengecewakannya. Jika boleh saya sesali satu hal dari kehidupan yang pendek ini, maka itu adalah ucapan yang kini selalu membuat mata ini basah, setiap mengenangnya, setiap mengingat rasa sakitnya dan ketidakberdayaannya karena penyakit yang sempat merenggut senyumnya. Kalimat sederhana yang mungkin tak pernah terucap atau jarang terucap ka...

IRT banget

Saya pernah membaca novel Please Look After Mom karya salah satu penulis Korea,  ada bagian yang menceritakan si tokoh Mom ini hampir seumur hidupnya dihabiskan untuk urusan dapur saja. Masak untuk suami, anak-anak serta berbagai perayaan, praktis seharian ngurusin sarapan, bekal sekolah, makan siang dan makan malam saja (plus bebenah rumah, tentunya). Lah kok relate banget ya sama keseharian saya? Hahaha Rasanya 50% fikiran ibu rumah tangga dihabiskan untuk "masak apa siang ini?" "Cemilan apa yang enak untuk sore nanti?" "Makan apa ya untuk nanti malam?" Tiap hari ya begitu saja. Dan asal tahu saja ya, untuk memasak hasil bumi menjadi makanan lezat itu prosesnya tidak selalu sederhana. Ada proses belanja, tawar menawar, antri bayar, mencuci, membersihkan, memotong, mengiris, merebus, menumis dsb. Belum lagi mencuci perabotan perang macam panci, wajan, pisau, talenan dll. Panjang dan melelahkan. Jadi wajar kalo mamak uring-uringan bila masakannya tid...

Tentang Geng

Bukan...bukan mau cerita soal geng motor... Jadi gini ceritanya... Beberapa hari yang lalu bungsuku yang masih kelas 3 SD ngomong ke aku. Ma, kenapa sih mama nggak nge-geng sama mamanya temen-temen aku. Lalu dia sebutkan deh nama-nama teman-temannya yang sering nongkrong di rumah salah satu temannya kalau jam penjemputan. Aku cuma nyengir. Yaa gimana yhaa. Dari zaman kakak-kakaknya masih wajib belajar 12 tahun juga aku mah nggak pernah mengakrabkan diri sama mamah-mamah yang lain. Tapi dulu sih alasannya karena sibuk cari nafkah hehehe. Sebenarnya aku nggak terlalu timid juga, aku masih bergaul, kalau ada acara ngumpul-ngumpul, aku hadir kok. Di grup juga aktif. Cuma ya mungkin krn age gap yg lumayan, jadi aku suka ngerasa cringy sendiri kalau ngobrol dengan mamah-mamah milenial. Ngngngng...monmaap ini excuse banget sih...hehe Sebenarnya aku tuh sama temen seangkatan aja garing. Jokes aku seringkali nggak nyambung, atau jarang ada yang paham aja gitu, semacam aku berasal dari planet la...

Photos of Life

Why do we keep photos?  Let's be honest, how many photos are saved in your phone gallery? As myself,  I have around 7 thousand photos and videos in my phone gallery. Although I have kept some of those photos in my facebook, I still hasn't got motivation to delete the rest from my phone. Maybe later ;) You know I have albums in my facebook that record my life since 2007, first time I joined this platform. I still have photos of my kids since they're in kindergarten and elementary school. Now they're finishing their colleges. I have album of my youngest child since she was born as a tiny premature baby of 1,900 grams. Seeing the photos, it somehow made me recalling the past. The journey of my life, the growing of the family and also the lost of family members, the work life in several companies that I had had joined...so rich. It also bring back the memory of the colleagues, my bossess, and off course the boyfriends I had during the 8 years of my glorious single-living er...

Flashback saat kerja di AG Group

Iseng di rumah mertua, mending kita flash back ke zaman baheula aja lah ya.  Konon, tanda-tanda tua itu ya gemar mengenang masa lalu. Fix berarti saya tua..haha Ini cerita saat saya bekerja di sebuah perusahaan milik seorang konglomerat. Saat itu saya menjadi tim legal di group holding, yang mengurusi aset dan tetek bengek seluruh perusahaannya.  Tapi saya waktu itu cuma jadi kroco mumet yah, bukan apa-apa apalagi siapa-siapa. Ibaratnya diinjek mejret lah, wong kerja juga tidak pakai kontrak, gaji pun cash tidak melalui transfer bank. Jadi kalau gajian persis abang-abang kreditan bawa duit berjeti-jeti di tas.  Tentunya banyak sekali cerita saat bekerja di sini, banyak sedih, senang, kesal, tapi juga seru.  Contohnya bos saya. Dia ini terkenal di seantero grup dan holding sebagai orang paling galak, paling cerewet, paling jutek, paling saklek dan kadang-kadang licik juga. Pokoknya orang-orang sebisa mungkin menghindari bertemu atau berurusan dengannya, saking ribet d...

Bukan Review Film The Irishman

Gaes, aku nih kan lagi nonton film The Irishman (2019), yaa film2 mafia gitu lah ya, tapi kemasannya lebih santai.  Nah ada satu scene yang bikin aku terharu. Sebenernya scene ini nggak dimaksudkan untuk bikin penonton baper sih, cuma aku kok rasanya haru banget gitu. Dasar aku! 🤭 Jadi ceritanya nih si Frank ditawarin "pekerjaan" ya kan, trus dia dapet bayaran US$ 10 ribu. Tapi DPnya US$ 2000 dulu. Uang tersebut diberikan dalam amplop, yang mana separohnya dia ambil, mungkin utk modal kerja, yang separohnya di dalam amplop di taruh di meja makan, untuk istrinya.  Lihat itu aku langsung mbrebes mili dong. Mirip sama filmnya Tom Cruise yang dia jadi pilot lalu alih profesi jadi penyalur narkoba utk Cuba (American Made, 2017), dia dapet duit berapa aja dikasih ke istrinya. So sweet banget kan. Ini contoh orang2 nggak bener ya, gimana yang bener? (Monmaaf ga paham juga kenapa aku ambil contohnya yang macam gini 🙈) Mau ga mau aku jadi teringat suamiku juga dong. Yang dapat uang ...

The Year is 1994 ...and a little bit 1995

Setelah telepon yang menentukan nasibku itu, di otakku mulai terbersit banyak hal. Bagaimana mengurus transkrip nilai, baik nilai FE maupun LIA. Untungnya di LIA aku mulai final test Intermediate 4, jadi pas dengan kenaikan tingkat. Nantinya untuk level Advance aku bisa lanjutkan di Jakarta. Bagaimana dengan uang kost yang kadung sudah dibayar setahun? kakak-kakak kosanku menyarankan untuk mengalihkannya ke mahasiswi lain yang membutuhkan. Namun ternyata ibu kos aku menolak. Belakangan aku mengetahui bahwa memang mengalihkan sewa ke orang lain tanpa persetujuan landlord termasuk hal yang dilarang dalam perjanjian sewa menyewa. Aku juga memikirkan pesta perpisahanku dengan teman-teman kampus, mau traktir mereka di mana, sampai rencana pulang menggunakan bus Damri yang belum pernah aku lakukan semenjak kuliah di Unila dan bolak balik Jakarta-Lampung. Banyak sekali hal-hal yang ingin kulakukan agar kepergianku dari Lampung agak memorable bagi teman-teman yang kutinggalkan. Aku lupa berapa...

The Year is 1994 (2)

Alhamdulillah aku diterima di FE Unversitas Lampung. Saat itu jurusan yang aku ambil adalah Manajemen. Aku merasa campur aduk, antara sedih, gembira dan khawatir. Sedih karena gagal masuk FSUI (Sastra Inggris), gembira karena lulus pilihan kedua, dan khawatir karena aku belum pernah sekalipun menginjak luar Jawa.  Di tengah ucapan selamat kepadaku atas kelulusan UMPTN, tetap saja ada beberapa teman yang sering meledek pilihanku. Mungkin karena Unila bukanlah pilihan yang populer, apalagi saat itu Lampung bukanlah kota besar seperti Bandung, Semarang, Malang, atau Jogjakarta. Aku sendiri lupa, apakah aku satu-satunya yang masuk Unila dari seluruh siswa di SMAku, yang jelas memang aku tidak menjumpai teman satu SMA di Unila kelak, baik kakak tingkat maupun seangkatan. Sahabat-sahabatku sendiri lulus Universitas Negeri juga. Diana masuk Fisip Unibraw, Yulia masuk Sastra UI, Dinar kemudian mencoba D3 Fisip UI, dan lulus, sementara Eny memilih ASMI yang saat itu merupakan salah satu kam...

Is Marriage Scary?

Saya tergelitik untuk menulis tentang ini, gara-gara topik Si Paling Komen di acara Kis in The Morning Jumat lalu.  Jadi host acara tersebut, abah Udjo & uni Ivy Batuta ambil topik ini karena ramai di sebuah platform sosmed, ada seseorang yang bertanya tentang penyesalan terbesar dalam hidup. Kebanyakan menjawab: penyesalan terbesarnya adalah menikah. Kalau cuma satu atau dua orang aja yang menjawab demikian mungkin nggak masalah ya. Tapi ini banyak...sampai-sampai kedua host Kis tersebut penasaran dan melemparkan topik is Marriage Scary? ..dan tahu nggak jawaban pendengar Kis (yang kebanyakan ibu-ibu)? Yep, they mostly answered yes. Banyaknya jawaban yes ini membuat kedua host jadi agak khawatir nantinya orang-orang malah beneran takut menikah, dan akhirnya mengubah topik menjadi: Apa kesulitan terbesar dalam perkawinanmu (yang sudah kamu lewati)? Wah. Saya sendiri paham, mengapa perkawinan yang bermasalah atau gagal itu menyakitkan, bahkan traumatis. Tapi kalau mendengar ...

The Year is 1994

 Apa saja yang terjadi pada tahun 1994? Wow...exactly 30 years a go.  Saat itu aku berada di tahun terakhir SMA, usia menjelang 18 tahun. Aku punya gank yang terdiri dari 5 cewek (termasuk aku) dan banyak cowok (jumlah cowoknya nggak jelas, personil tetap mungkin hanya 5 orang saja). Tapi yang jelas kehidupanku berputar bersama keempat temanku ini. Kami semua anak IPS, meski kami nggak bodoh dan nilai-nilai kami bagus, tapi kami juga bukan termasuk bintang kelas. Kebetulan SMA kami adalah yang terbaik di wilayah kota kami, kalau dulu istilahnya SMA favorit. Masuknya disaring dari nilai ebtanas murni (NEM) SMP. Jadi konon yang masuk SMA itu anaknya pintar-pintar. Tapi zaman itu sepertinya anak-anak belajarnya tetap santai, tidak terlalu kompetitif, dan masih banyak mainnya daripada belajarnya. Meski demikian kami ikut les matematika di salah satu guru matematika IPS, Ibu Penny (Rahimahallah), yang rumahnya di daerah Sukapura.  Rumah kami sendiri ada yang di Koja, ada yang ...

Desa KKN Trip

Image
Tidak terasa sudah hampir seminggu yang lalu kami melakukan perjalanan ke Semarang-Magelang menemui Kyara. Tujuan sebenarnya sih ngangkutin barang-barang dia dari kosannya, karena sayang aja bayar kos selama dua bulan padahal ngga dipake. Jadi Kyara ini sudah mulai KKN yang akan berlangsung selama dua bulan dan habis itu ia insya Allah akan ke Jakarta untuk magang selama tiga bulan.  Niat awal berangkat jam 4 subuh, salat di rest area setelah MBZ. Tapi ternyata paksu bangun jam 2 dini hari, katanya sudah nggak bisa tidur lagi. Saya sendiri dengar dia bangun otomatis kebangun juga, akhirnya saya bergegas mandi, sementara paksu masak sosis, spicy wings dan nganget2in nasi semalam untuk sarapan kita di jalan.  Pukul 3 kita bangunin Adzkiya, dan Faza yang memang belum tidur, saya suruh tahan jangan tidur dulu untuk tutup pagar dan kunciin pintu-pintu. Lalu pukul 3.15 kamipun berangkatlah dari Griya Bukit Jaya ke Semarang.  Ada satu hal yang mengganggu, karena sebenarnya Sabtu...

Marriage and Loyalty

Image
Yesterday I had a chat with my husband about loyalty, in terms of marriage. I asked him, why do some people think marriage is about loyalty ? I think loyalty has nothing to do with marriage. Marriage is merely about responsibility. Once you promise to God and in front of your parents and witnesses, you should take your part of responsibility.  God knows human needs other humans to share the burden. Marriage is supposed to function like that. However, for the role that based on gender like conceiving a baby, it's surely on woman. But other than that, it all for shared.  parenting --> both delivering meals --> both  laundry --> both  cleaning house --> both  earn living --> either one of both  Any couple can discuss what kind of arrangements to make their marriage works comfortably. It would be crazy if a couple don't discuss their arrangement and expect their marriage would go smoothly.  But again, please do not include loyalty in that ar...

Istri Solehah (Kajian di Mesjid Hakimah wa Rohmah)

 Sumber QS Al Ahzab: 34, 35, 36 Ayat 34 Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui --> sebagai istri sebaiknya kita banyak mengisi waktu di rumah dengan membaca quran. Ayat 35 Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. Ayat 36 Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pil...

Been There, Done That

Saya kadang suka kasihan sama orang-orang yang selalu memaksakan kehendaknya sendiri.  Apa nggak capek yah ngarepin orang lain untuk ngikutin apa yang kita mau? Kan mendingan kompromi, lalu fokus sama hal lain yang lebih produktif.  Kita tuh nggak bisa mengontrol reaksi orang lain, tapi kita selalu bisa mengontrol aksi kita. Jauh-jauhin lah potensi konflik, hidup tuh sebenernya simple, tinggal ngikutin sunnah Rasul aja.  Gaes, dunia ini nggak ada artinya di mata Allah, tapi kalau karena masalah duniawi kita jadi nyalahin takdir, yang ada malah kena murka Allah. Apa nggak ngeri? Percaya deh, I'm old enough to say wise things like this, because I've been there, been a fool before, and certainly not proud of it 😔

Ngomongin NPD

Kali ini aku mau ngomong tentang NPD.  Bukan kapasitas aku sih, secara aku nih awam lah ya kalo soal beginian...cuma sok tau aja, berbekal contekan dari gugel hehehe.  Pertama kita cek dulu apa itu NPD menurut Mbah Google.  NPD adalah singkatan dari Narcissistic Personality Disorder, atau gangguan kepribadian narsistik. NPD adalah gangguan mental yang membuat pengidapnya merasa lebih penting daripada orang lain. Pengidap NPD juga merasa orang lain harus mengagumi, mencintai, dan membanggakannya. Orang dengan NPD biasanya memiliki kebutuhan yang dalam untuk diperhatikan dan dikagumi, serta kurang bisa berempati terhadap orang lain. Namun, di balik rasa percaya diri yang berlebihan, orang dengan NPD sebenarnya memiliki perasaan yang rapuh yang rentan terhadap kritik sekecil apapun.  NPD biasanya dimulai pada awal masa dewasa dan lebih banyak memengaruhi pria daripada wanita. Para ahli percaya bahwa NPD adalah perpaduan dari pengaruh lingkungan, genetik dan bagaimana ot...