Surat untuk mama

Sebuah surat yang saya temukan di buku agenda mama rahimahallah. 

Buku itu berisi catatan belanja, pemasukan dan kadang-kadang ungkapan isi hatinya, di periode akhir tahun 80an sampai akhir 90an. 

Ada keluhan tentang kami, orang-orang yang dikasihinya, lelehan air matanya, namun juga beribu doa bagi kami semua dan kebahagiaan keluarga.

Saya lupa kapan menulis surat atau sajak ini, tapi sepertinya saat buku agenda ini tak lagi ditulisi mama, atau saat saya masih kuliah di semester awal.

Saya tidak tahu apakah mama sempat membacanya atau tidak. Saya tidak tahu apakah beliau mengerti bahwa saya begitu menyayanginya meskipun saya terlalu sering mengecewakannya.

Jika boleh saya sesali satu hal dari kehidupan yang pendek ini, maka itu adalah ucapan yang kini selalu membuat mata ini basah, setiap mengenangnya, setiap mengingat rasa sakitnya dan ketidakberdayaannya karena penyakit yang sempat merenggut senyumnya. Kalimat sederhana yang mungkin tak pernah terucap atau jarang terucap karena saya dulu bukan orang yang pandai mengungkapkan perasaan. 

Kalimat yang kini setiap mengucapkannya, serasa ada hujan deras di hati saya, serasa seluruh kalbu ini keluar dari raga demi supaya mama dapat merasakannya dari alam sana...yaitu empat kata sederhana

Mama, aku sayang padamu.


❤🌹

Allahummaghfirlahaa warhamha wa'aafiha wa'fu'anha. 

Aamiin ya robbal 'aalamiin.


berikut isi sajaknya:


"Mama, 

Hanya satu doa menyertaimu

Sebagai ibu yang terbaik bagi anak-anak nya

Insan berhati lurus dan teguh

Istri setia untuk suaminya

Rahmat Allah senantiasa melingkupimu

Bahwa setiap suka dan suka yang kau alami

Adalah tabungan kenikmatan yang kelak kau dapati di akhirat nanti

Mama, 

Tak ada yang dapat menandingi kasihmu selain Allah azza wa jalla

Dan betapa malu anakmu ini yang masih saja selalu merepotkan lahir dan batin. 

Mama, 

Percayalah suatu saat nanti kau akan mengerti mengapa hidup kadang tak seperti yang kau ingini

Padahal yang kau inginkan hanyalah kebaikan bagi orang-orang yang kau kasihi. 

Dan memang benar, apa yang terjadi saat ini adalah yang terbaik, walau kadang kita tak sadari itu.

Mama, yakinlah

Kebijaksanaanmu dalam bertindak

Tak pernah sia-sia

Seperti juga segala pemberianmu kepada setiap orang bukan tak bermakna

Dan pada akhirnya hanya Allah sajalah yang berhak menilai hambaNya

Tapi kalau aku boleh menilai, 

Kuberi engkau nilai sembilan saja

(Semoga mama menerimanya dengan ikhlas...)"


🧡

 Anakmu

Comments

Popular posts from this blog

Marriage and Loyalty

The Year is 1994

Is Marriage Scary?