Tartuffe

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Moliere
Tartuffe adalah drama komedi klasik lima babak karya Molière (dramawan Prancis) yang bercerita tentang seorang munafik bernama Tartuffe yang berpura-pura menjadi suci, sangat taat dan selalu mengatasnamakan Tuhan atas segala yang ia lakukan. Orgon, bangsawan kaya di Paris adalah salah satu korbannya. Tartuffe mengincar harta warisannya dan bermaksud mengawini putri tunggalnya dengan dalih agar karunia Tuhan selalu hadir di rumahnya. Apa yang akan dilakukan Tartuffe untuk merayu Orgon? Akankah Orgon terbius oleh tipu daya Tartuffe?

Ketika pertama kali dipentaskan tahun 1664, drama ini berhasil membuat para petinggi agama di Prancis seperti kebakaran jenggot. Di Indonesia, Teater Populer, pada Agustus 1969, 305 tahun kemudian, memainkan lakon yang sama di bawah arahan sutradara Teguh Karya. Drama komedi ini pernah dipentaskan oleh Teater Koma arahan Nano Riantiarno di Indonesia pada Juli 2004, dalam bentuk sinergi dengan Sadewa Tunggal (Wayang Jawa) yang berjudul Republik Togog. Komedi yang ditulis dengan sederhana ini dinilai mampu menyentil dan dirasa sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia waktu itu.

000

Seingat saya baru dua kali saya membaca karya drama komedi klasik penulis Barat. Salah satunya adalah "Much A do About Nothing" karya William Shakespeare. yang kedua, tentu saja Tartuffe ini.

Ini adalah kisah tentang seorang bangsawan bernama Orgon yang ditipu habis-habisan oleh Tartuffe, seorang munafik yang dalam perkataan dan perbuatannya selalu mengatasnamakan Tuhan. Tentu saja, semuanya dilakukan dalam rangka keuntungan pribadi.

Yang menyebalkan, demi Tartuffe, Orgon sampai tidak menghiraukan istri dan anak-anaknya dan melakukan apapun untuk kepentingan Tartuffe, meskipun sudah diperingatkan oleh orang-orang tedekatnya. Pada akhirnya Orgon menyadari kesalahannya, namun terlambat, karena Tartuffe telah merebut segala hartanya dari tangan Orgon.

Hampir dalam setiap babak ada adegan yang konyol, dan dialog-dialog yang ditampilkanpun sarat dengan sindiran yang membuat kita tersenyum-senyum sendiri saat membacanya. Mau tak mau, saya menghaturkan penghargaan setinggi-tingginya kepada penerjemah karena sanggup menghidupkan kisah drama Moliere ini, seolah jarak 344 tahun seolah tak ada artinya sama sekali.

Sumpah mati, saya ingin sekali melihat drama ini dipentaskan oleh Teater Koma. (Semoga bapak N. Riantiarno mendengar doa saya...hehe..)

tokoh favorit: Dorinne & Cleante :)

Comments

Popular posts from this blog

Marriage and Loyalty

The Year is 1994

Is Marriage Scary?