BA'WAN

Tadi pagi saya sempat dibuat kesal. Yah sebenarnya tidak perlu kesal sih. Tapi what the *@$% ! ini kan blog saya. Bebas dunks untuk menyuarakan ekspresi.

Bermula dari niat makan gorengan yang menggebu-gebu.

Sudah membayangkan manisnya pisang goreng atau ubi goreng yang ehm..ehm...Tapi ketika mendapati sajian gorengan yang ada (baca: TERSISA) di meja, yang saya dapati hanya ba’wan kriting-kriting bulat yang bikin ilfil itu.........uuuuuuaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhggggrrrrggggghhhhhh@$%!!!!....

Ini personal sekali. Benar-benar menjengkelkan. Karena saya dari kecil sampai tua begini paling sebal sama yang namanya ba’wan. Ga tau kenapa, mungkin ada sejenis energi yang negatif terpancar dari ba’wan itu..(ih maksa banget).

Coba lihat aja, dari namanya, ba’wan itu sudah menunjukkan inkonsistensi.

BA’ (kadang2 dibeberapa tempat diucapkan dengan ”mba”) + WAN.

2 huruf pertama menunjukkan mba, yang identik dengan gender: perempuan. Sementara 3 huruf kedua (wan) adalah akhiran yang identik dengan gender lelaki. See?? Ga jelas banget kan makanan ini.

Yang kedua, dari namanya, bagi orang yang tidak pernah melihat atau mendengar ba’wan, pasti menyangka ini adalah makanan yang berasal dari Cina. Seperti halnya Ba’mi, ba’pao, ba’so, ba’pia dan ba’ ba’ lainnya. Tapi coba lihatlah rupanya...apa ada makanan Cina yang dibuat dari kol, toge dan wortel lalu digoreng semacam ini. Apa ini artinya? Penipuan! Atau bahasa kerennya ”penggelapan identitas” (halah)..

Yang ketiga yang paling fatal.

Ba’wan itu bener-bener ga jelas banget. Kita sering lihat dimana-mana ada tukang baso ba’wan malang...coba deh perhatikan baik-baik...GA ADA BA’WAN-NYA KAN???

Gubrakkkkk......!

Comments

Popular posts from this blog

Marriage and Loyalty

The Year is 1994

Is Marriage Scary?