Posts

Showing posts from August, 2024

The Year is 1994 (2)

Alhamdulillah aku diterima di FE Unversitas Lampung. Saat itu jurusan yang aku ambil adalah Manajemen. Aku merasa campur aduk, antara sedih, gembira dan khawatir. Sedih karena gagal masuk FSUI (Sastra Inggris), gembira karena lulus pilihan kedua, dan khawatir karena aku belum pernah sekalipun menginjak luar Jawa.  Di tengah ucapan selamat kepadaku atas kelulusan UMPTN, tetap saja ada beberapa teman yang sering meledek pilihanku. Mungkin karena Unila bukanlah pilihan yang populer, apalagi saat itu Lampung bukanlah kota besar seperti Bandung, Semarang, Malang, atau Jogjakarta. Aku sendiri lupa, apakah aku satu-satunya yang masuk Unila dari seluruh siswa di SMAku, yang jelas memang aku tidak menjumpai teman satu SMA di Unila kelak, baik kakak tingkat maupun seangkatan. Sahabat-sahabatku sendiri lulus Universitas Negeri juga. Diana masuk Fisip Unibraw, Yulia masuk Sastra UI, Dinar kemudian mencoba D3 Fisip UI, dan lulus, sementara Eny memilih ASMI yang saat itu merupakan salah satu kampus

Is Marriage Scary?

Saya tergelitik untuk menulis tentang ini, gara-gara topik Si Paling Komen di acara Kis in The Morning Jumat lalu.  Jadi host acara tersebut, abah Udjo & uni Ivy Batuta ambil topik ini karena ramai di sebuah platform sosmed, ada seseorang yang bertanya tentang penyesalan terbesar dalam hidup. Kebanyakan menjawab: penyesalan terbesarnya adalah menikah. Kalau cuma satu atau dua orang aja yang menjawab demikian mungkin nggak masalah ya. Tapi ini banyak...sampai-sampai kedua host Kis tersebut penasaran dan melemparkan topik is Marriage Scary? ..dan tahu nggak jawaban pendengar Kis (yang kebanyakan ibu-ibu)? Yep, they mostly answered yes. Banyaknya jawaban yes ini membuat kedua host jadi agak khawatir nantinya orang-orang malah beneran takut menikah, dan akhirnya mengubah topik menjadi: Apa kesulitan terbesar dalam perkawinanmu (yang sudah kamu lewati)? Wah. Saya sendiri paham, mengapa perkawinan yang bermasalah atau gagal itu menyakitkan, bahkan traumatis. Tapi kalau mendengar send

The Year is 1994

 Apa saja yang terjadi pada tahun 1994? Wow...exactly 30 years a go.  Saat itu aku berada di tahun terakhir SMA, usia menjelang 18 tahun. Aku punya gank yang terdiri dari 5 cewek (termasuk aku) dan banyak cowok (jumlah cowoknya nggak jelas, personil tetap mungkin hanya 5 orang saja). Tapi yang jelas kehidupanku berputar bersama keempat temanku ini. Kami semua anak IPS, meski kami nggak bodoh dan nilai-nilai kami bagus, tapi kami juga bukan termasuk bintang kelas. Kebetulan SMA kami adalah yang terbaik di wilayah kota kami, kalau dulu istilahnya SMA favorit. Masuknya disaring dari nilai ebtanas murni (NEM) SMP. Jadi konon yang masuk SMA itu anaknya pintar-pintar. Tapi zaman itu sepertinya anak-anak belajarnya tetap santai, tidak terlalu kompetitif, dan masih banyak mainnya daripada belajarnya. Meski demikian kami ikut les matematika di salah satu guru matematika IPS, Ibu Penny (Rahimahallah), yang rumahnya di daerah Sukapura.  Rumah kami sendiri ada yang di Koja, ada yang di Semper Bara