Alhamdulillah...

Alhamdulillah, my mom sekarang sudah di rumah lagi...tepatnya sih sdh seminggu.
Kalo ingat waktu bopong-bopong mom ke RS, rasanya langsung sesak dada ini...membayangkan saat di mobil, mom sudah sepotong-potong nafasnya...duuuuhhhhhh.....sebenernya saat itu kondisi saya sendiri panik, tapi saya coba atasi dengan zikir dan mom juga mengikuti, meski kadang suka blank pandangan matanya, mungkin mengatasi kesulitan bernafasnya...

Sekarang mom sudah mulai mau keluar kamar, nonton TV atau memandangi cucu-cucunya di atas kursi roda. Sedih juga sih melihatnya, mengingat mom ini sebelumnya bukan main gagahnya. Sekarang hanya bisa duduk menatap di atas kursi roda dengan tangan dan kaki hanya sebelah kiri yang bisa digerakkan. Tapi sungguh, keadaan ini sudah merupakan nikmat yang tak terhingga bagi saya dan keluarga, karena secara berangsur kondisi mom membaik.
Namun yang perlu dicatat bagi orang-orang yang memiliki anggota keluarga terkena stroke, bahwa meskipun kondisi fisik mereka membaik, kondisi mental mereka kadang-kadang tidak mudah dipulihkan. Keadaan yang serba terbatas, membuat mom, misalnya, sering menyalahkan kami kalau salah memegang atau menopang, gampang marah atau kesal sendiri. Belum lagi kalau sedihnya sedang datang, hanya karena pada saat bangun tidur tidak ada orang disampingnya, mom bisa menangis cukup lama. Merasa tidak ada yang memperhatikan.

Suatu saat salah seorang kakak saya menyarankan utk membuat jadwal merawat mom, karena kesibukan masing-masing, sulit untuk datang setiap hari mengurus mom. Kalau dari pemikiran kita mungkin itu wajar saja. Tapi kalau menurut mom, penjadwalan itu berarti kami tidak ikhlas merawatnya, sehingga sampai harus dijadwal. Serba salah kan.
ya ampun, mom bisa menangis gara-gara hal itu sampai 1 jam dan seharian menjadi murung saja. Padahal sumber kesembuhan mom terletak dari cara beliau menjaga kondisi hati dan pikirannya untuk tetap semangat. Kalau seharian murung terus, berarti kemunduran dalam kesembuhannya. Saya dan keluarga jadi bingung sendiri.

Meski demikian, puji syukur kepada Allah SWT yang telah membuat masa-masa kritis mom terlewati, dan terima kasih kepada para tetangga, sahabat yang telah membantu kami melewati segalanya, baik melalui dukungan moril, materil dan doa. Hanya Allah yang dapat membalasnya. amin.

Kini saya dengan rasa syukur yang tak terhingga kepada Sang Pencipta, berharap agar  kiranya Ia berkenan memberikan tolong dan kurniaNya bagi kesembuhan mom, baik secara mental & fisiknya agar kembali ke seperti sedia kala. Tiada daya dan upaya melainkan dariNya semata-mata. Amin.

Comments

Popular posts from this blog

Marriage and Loyalty

The Year is 1994

Is Marriage Scary?