poems...

Pantai Pasir Panjang

Di suatu pantai di tepi ombak, hembus angin meniup rambutku lembut.

Aku tatap horison nun jauh di sana, berharap temukan matahari yang hendak terbenam, seolah ke dasar samudera, menembus garis panjang horison yang mulai terselubung kabut.

Bahkan dalam cuaca mendung, segalanya begitu indah.

Kutatap ombak kecil yang menjilat-jilat kakiku, meninggalkan lubang-lubang di atas pasir putih sehalus tepung. Kuhirup nafas panjang sambil menikmati lambaian nyiur hijau disepanjang pantai pasir putih.

Air laut yang bening, pantai yang indah...

Maka nikmat Tuhan manakah yang aku dustakan?


The Journey

Di dalam bayang remang, kurengkuh sedikit cahaya tuk menemani.
Suatu saat pernah kupilih jalan berbatu dan kutemui bulanku di sana.
Lalu ia meninggalkanku.
Dan jalan berbatu semakin mendaki
Pernah kuminta sayap untuk mudahkan jalanku, tapi sayap itu sejenak terlepas.
Lalu kurasakan diri ini terbang, meski tanpa sayap, karena ada sepasang tangan membantuku.
Meski tak dapat kulihat pemiliknya, seakan ia menghisap separuh bebanku.
Lalu kulintasi bumi di bawahku,
sungai dan jeram
bukit dan lembah,
menembus kabut, tanpa arah yang pasti.
Ada matahari yang mengintai, seolah takut sinarnya membakarku.
Menuju bumi terindah, desahku berharap angin membawaku ke sana.
Dan meski tak pernah tau tempatku mendarat nanti,
perjalanan ini terasa membebaskanku.


Stars Up there


Lihatlah bintang-bintang di langit malam kita, anakku. Mereka telah ada sebelum sejarah temukan pena untuk tuliskan peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawahnya. Meski demikian lama, demikian tua keberadaan mereka yang seolah tergantung di angkasa maha luas yang tak pula kunjung jemu menjadi mahligainya, jutaan mereka kan tetap ada, bahkan sampai sejarah tiada lagi, untuk suatu ketaatan tiada tara, pada titahNya semata-mata.



Comments

Popular posts from this blog

Marriage and Loyalty

The Year is 1994

Is Marriage Scary?